Ketuban merupakan kantung atau membran yang berisi cairan yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Air ketuban berfungsi menjaga kesehatan janin sebagaimana cairan tersebut mampu melindungi, memberi ruang gerak bayi, serta menangkal infeksi yang berisiko masuk melalui vagina ibu.
Bagaimana Tekstur dan Aroma Air Ketuban?
Pada umumnya, ketuban pecah saat persalinan dimulai, tetapi ada juga yang terjadi sebelum persalinan terjadi. Tidak jarang wanita tidak menyadari ketika ketubannya pecah. Kebanyakan wanita tahu karena celana dalamnya yang basah.
Ciri-ciri ketuban pecah normal akan mengeluarkan cairan yang tidak beraroma apa pun dan umumnya berwarna transparan atau bening. Jika air ketuban mengeluarkan bau busuk dan berwarna kuning atau hijau, kemungkinan besar telah terjadi infeksi atau telah terjadi percampuran air ketuban dengan mekonium (tinja pertama) janin.
Terjadinya pecah ketuban tidak boleh dibiarkan. Anda diwajibkan untuk segera memberi tahu dokter tentang kejadian ini untuk mengantisipasi adanya gangguan pada kehamilan. Berikut ini ciri-ciri ketuban pecah yang wajib diberi tahu kepada dokter, antara lain:
- Air ketuban berwarna kuning, hijau, atau cokelat dan berbau busuk.
- Ketuban pecah tiga minggu sebelum perkiraan tanggal kelahiran.
- Memiliki riwayat mengidap infeksi Streptococcus golongan B atau pernah mengidap herpes genital.
- Posisi kepala bayi diprediksi berada di atas, bukan di bawah.
- Anda merasa khawatir atau takut dengan kondisi janin dan diri sendiri.
Ketuban Pecah, lalu Kapan Persalinan Dimulai?
Umumnya, ketuban pecah menandai proses persalinan sudah dekat atau sudah dalam proses persalinan. Pada beberapa kasus, bila persalinan tidak kunjung datang, maka bisa dijadikan penanda bahwa ketuban pecah terlalu dini (prematur).
Mengonsultasikannya kepada pihak klinik atau rumah sakit bersalin akan memberikan dokter kesempatan untuk memeriksa lebih awal dan memberikan langkah penanganan yang lebih tepat. Dalam menanggapi ketuban pecah yang tidak kunjung disertai persalinan, umumnya dokter akan merangsang kontraksi rahim atau disebut induksi persalinan. Makin lama masa persalinan dimulai setelah ketuban pecah, maka risiko bayi mengalami infeksi pun makin tinggi.
Bagaimana bila Ketuban Pecah Dini?
Ketuban yang pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan disebut juga dengan ketuban pecah prematur (premature rupture of membranes/PROM). Faktor-faktor risiko bagi seorang ibu hamil untuk mengalami PROM, antara lain:
- Pernah mengalami PROM pada kehamilan sebelumnya.
- Peradangan pada janin di dalam kantung ketuban yang disebut infeksi intra-amniotik.
- Berat badan di bawah normal karena gizi buruk.
- Ukuran serviks yang pendek.
- Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi obat terlarang.
- Pendarahan vagina ketika trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Apabila ketuban pecah sebelum ada tanda-tanda mendekati persalinan, Anda tidak perlu panik. Segera ambil dan letakkan pembalut untuk membersihkan rembesan air ketuban. Dalam hal ini, penggunaan pembalut diperlukan untuk mengecek ciri-ciri ketuban pecah terkait warna cairan yang dikeluarkan. Pada kondisi normal, air ketuban berwarna transparan atau bening dengan sedikit semburat berwarna kuning dan mungkin sedikit noda darah yang terbawa ketika dimulai pecahnya ketuban.
Sedangkan pada beberapa kasus di mana ketuban tidak kunjung pecah, maka dokter akan melakukan tindakan manual untuk memecahkan kantong ketuban. Prosedur yang dinamakan amniotomi ini dilakukan dengan menusuk kantong ketuban menggunakan pengait berbahan plastik steril untuk merobek sehingga air ketuban dapat keluar.
Jadi, sudah menjadi perilaku yang lumrah dan alami apabila Bunda merasa khawatir dalam proses kehamilan dan kelahiran Si Buah Hati. Untuk mencari tahu informasi mengenai prediksi waktu dan ciri-ciri ketuban pecah, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter.
Untuk info kehamilan lainnya kunjungi www.alodokter.com